Selasa, 20 November 2012
Pengertian Negara ; Indonesia
Negara adalah suatu wilayah di permukaan bumi yang kekuasaannya baik politik, militer, ekonomi, sosial maupun budayanya diatur oleh pemerintahan yang berada di wilayah tersebut. Negara juga merupakan suatu wilayah yang memiliki suatu sistem atau aturan yang berlaku bagi semua individu di wilayah tersebut, dan berdiri secara independent.
Syarat primer sebuah negara adalah memiliki rakyat, memiliki wilayah, dan memiliki pemerintahan yang berdaulat. Sedangkan syarat sekundernya adalah mendapat pengakuan dari negara lain.
Negara adalah pengorganisasian masyarakat yang mempunyai rakyat dalam suatu wilayah tersebut, dengan sejumlah orang yang menerima keberadaan organisasi ini. Syarat lain keberadaan negara adalah adanya suatu wilayah tertentu tempat negara itu berada.
Hal lain adalah apa yang disebut sebagai kedaulatan, yakni bahwa negara diakui oleh warganya sebagai pemegang kekuasaan tertinggi atas diri mereka pada wilayah tempat negara itu berada.
Keberadaan Negara.
Keberadaan negara, seperti organisasi secara umum, adalah untuk memudahkan anggotanya (rakyat) mencapai tujuan bersama atau cita-citanya. Keinginan bersama ini dirumuskan dalam suatu dokumen yang disebut sebagai Konstitusi, termasuk didalamnya nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh rakyat sebagai anggota negara. Sebagai dokumen yang mencantumkan cita-cita bersama, maksud didirikannya negara Konstitusi merupakan dokumen hukum tertinggi pada suatu negara. Karenanya dia juga mengatur bagaimana negara dikelola. Konstitusi di Indonesia disebut sebagai Undang-Undang Dasar.
Dalam bentuk modern negara terkait erat dengan keinginan rakyat untuk mencapai kesejahteraan bersama dengan cara-cara yang demokratis. Bentuk paling kongkrit pertemuan negara dengan rakyat adalah pelayanan publik, yakni pelayanan yang diberikan negara pada rakyat. Terutama sesungguhnya adalah bagaimana negara memberi pelayanan kepada rakyat secara keseluruhan, fungsi pelayanan paling dasar adalah pemberian rasa aman. Negara menjalankan fungsi pelayanan keamanan bagi seluruh rakyat bila semua rakyat merasa bahwa tidak ada ancaman dalam kehidupannya. Dalam perkembangannya banyak negara memiliki kerajang layanan yang berbeda bagi warganya.
Berbagai keputusan harus dilakukan untuk mengikat seluruh warga negara, atau hukum, baik yang merupakan penjabaran atas hal-hal yang tidak jelas dalam Konstitusi maupun untuk menyesuaikan terhadap perkembangan zaman atau keinginan masyarakat, semua kebijakan ini tercantum dalam suatu Undang-Undang. Pengambilan keputusan dalam proses pembentukan Undang-Undang haruslah dilakukan secara demokratis, yakni menghormati hak tiap orang untuk terlibat dalam pembuatan keputusan yang akan mengikat mereka itu. Seperti juga dalam organisasi biasa, akan ada orang yang mengurusi kepentingan rakyat banyak. Dalam suatu negara modern, orang-orang yang mengurusi kehidupan rakyat banyak ini dipilih secara demokratis pula.
Pengertian Negara menurut para alhi.
Prof. Farid S.
Negara adalah Suatu wilayah merdeka yang mendapat pengakuan negara lain serta memiliki kedaulatan.
Georg Jellinek.
Negara adalah organisasi kekuasaan dari sekelompok manusia yang telah berkediaman di wilayah tertentu.
GeorgWilhelm Friedrich Hegel.
Negara merupakan organisasi kesusilaan yang muncul sebagai sintesis dari kemerdekaan individual dan kemerdekaan universal
Roelof Krannenburg.
Negara adalah suatu organisasi yang timbul karena kehendak dari suatu golongan atau bangsanya sendiri.
Roger H. Soltau.
Negara adalah alat atau wewenang yang mengatur atau mengendalikan persoalan bersama atas nama masyarakat
Prof. R. Djokosoetono.
Negara adalah suatu organisasi manusia atau kumpulan manusia yang berada di bawah suatu pemerintahan yang sama.
Prof. Mr. Soenarko.
Negara ialah organisasi manyarakat yang mempunyai daerah tertentu, dimana kekuasaan negara berlaku sepenuhnya sebagai sebuah kedaulatan.
Aristoteles.
Negara adalah perpaduan beberapa keluarga mencakupi beberapa desa, hingga pada akhirnya dapat berdiri sendiri sepenuhnya, dengan tujuan kesenangan dan kehormatan bersama.
Asal mula terjadinya negara berdasarkan fakta sejarah.
Pendudukan (Occupatie) Hal ini terjadi ketika suatu wilayah yang tidak bertuan dan belum dikuasai, kemudian diduduki dan dikuasai.Misalnya, Liberia yang diduduki budak-budak Negro yang dimerdekakan tahun 1847.
Peleburan (Fusi) Hal ini terjadi ketika negara-negara kecil yang mendiami suatu wilayah mengadakan perjanjian untuk saling melebur atau bersatu menjadi Negara yang baru. Misalnya terbentuknya Federasi Jerman tahun 1871.
Penyerahan (Cessie) Hal ini terjadi Ketika suatu Wilayah diserahkan kepada negara lain berdasarkan suatu perjanjian tertentu. Misalnya, Wilayah Sleeswijk pada Perang Dunia I diserahkan oleh Austria kepada Prusia,(Jerman).
Penaikan (Accesie) Hal ini terjadi ketika suatu wilayah terbentuk akibat penaikan Lumpur Sungai atau dari dasar Laut (Delta). Kemudian di wilayah tersebut dihuni oleh sekelompok orang sehingga terbentuklah Negara. Misalnya wilayah negara Mesir yang terbentuk dari Delta Sungai Nil.
Pengumuman (Proklamasi) Hal ini terjadi karena suatu daerah yang pernah menjadi daerah jajahan ditinggalkan begitu saja. Sehingga penduduk daerah tersebut bisa mengumumkan kemerdekaannya. Contohnya, Indonesia yang pernah di tinggalkan Jepang karena pada saat itu jepang dibom oleh Amerika di daerah Hiroshima dan Nagasaki.
Rabu, 14 November 2012
Bagaimana Kita Menentukan Usia Bintang?
Bagi kebanyakan orang, bila kita melihat bintang di langit, tentunya
kita mendapatkan bahwa semua bintang hampirlah serupa satu sama lain,
yaitu bola gas yang berpijar kemerlap. Pertanyaannya adalah,
bagaimanakah kita tahu berapa usia bintang itu?
Belum lama ini, astronom telah mendapatkan sebuah metode untuk menentukan usia bintang secara akurat dari mengamati bagaimana bintang itu berotasi. Bagaikan sebuah gasing yang diputar di atas meja, maka seberapa cepat atau lambat bintang itu berotasi dapat menjadi penentu waktu berapakah usia sebuah bintang. Hal tersebut disampaikan oleh astronom bernama Soren Meibom dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics pada pertemuan American Astronomical Society ke 218.
Mengapa para astronom perlu memahami usia sebuah bintang? Kajian usia bintang mempunyai peran yang sangat penting pada berbagai studi di astronomi, secara khusus tentunya bagi pencarian planet-planet di luar Tata Surya, mempelajari bagaimana pembentukannya, perkembangannya, dan mengapa setiap sistem keplanetan yang telah ditemukan begitu unik satu dengan yang lainnya. Dengan mengetahui usia bintang, maka kita dapat menentukan usia planet-planetnya, serta apakah mungkin ada kehidupan yang sempat tumbuh di luar sana. Semakin tua usia planet, semakin besar kemungkinan kehidupan terbentuk, karena sebagaimana yang telah diketahui sistem keplanetan yang berada pada sebuah bintang biasanya terbentuk bersamaan dengan kelahiran bintang itu sendiri.
Mengetahui usia bintang cenderung mudah untuk ditentukan apabila bintang yang akan diukur itu berada di dalam sebuah sistem gugus bintang. Adalah pengetahuan dasar bagi astronomi untuk mendapatkan hubungan warna dan kecerlangan bintang-bintang di dalam gugus guna menentukan usia gugus, akan tetapi kondisinya akan menjadi sangat sulit apabila bintang yang akan ditentukan usianya tidak berada dalam satu sistem gugus. Sebagaimana bintang-bintang yang telah ditemukan mempunyai sistem keplanetan, kebanyakan tidak berada di dalam gugus, sehingga menentukan usianya menjadi tantangan tersendiri dalam studi astronomi.
Penelitian yang dilakukan oleh Meibon dkk mempergunakan pengamatan dari wahana Kepler, dengan melakukan pengukuran rasio rotasi pada sebuah gugus berusia 1 milyar tahun yang disebut sebagai NGC 6811. Nilai ini hampir mencapai dua kali lipat dari penelitian sebelumnya, dan usia sekitar itu masih dikatakan penyelidikan pada gugus muda.
Penelitian ini memberi pemahaman baru pada hubungan rasio rotasi bintang dengan usianya. Jika kesahihan hubungan rotasi bintang dan usia dapat diperoleh, maka pengukuran periode rotasi bintang dari setiap bintang dapat dipergunakan untuk menentukan usianya – sebuah teknik yang disebut sebagai gyrochronology – tetapi hal ini tidak serta merta dapat dipergunakan.
Sebagaimana sistem waktu di Bumi yang memerlukan standar, maka sistem penentuan waktu (usia) tersebut harus dapat dikalibrasikan kepada sebuah standar. Sebagaimana kita di Bumi menyatakan bahwa satu tahun terdiri dari 365 hari, dst, maka agar dapat mendapat kesesuaian waktu, harus dapat diperoleh sebuah kestandaran.
Untuk itu, maka langkah pertama yang para peneliti itu lakukan adalah memulai dari pengukuran sebuah sistem gugus yang telah diketahui usianya. Dengan mengukur rotasi pada bintang-bintang anggota gugus, dapat dipelajari rasio putaran bintang-bintangnya untuk menentukan usia-usianya. Pengukuran rotasi bintang anggota gugus pada usia yang berbeda dapat menghubungkan antara putaran dan usianya.
Untuk dapat mengukur putaran bintang, astronom harus mendapatkan perubahan kecerlangan bintang akibat adanya bintik bintang pada permukaan bintang, sebagaimana bintik Matahari pada permukaan Matahari. Bila ada bintik terbentuk pada permukaan dan berada pada arah ke pengamat, maka bintang akan mengalami sedikit peredupan, sampai ketika bintik itu menghilang, dan bintang kembali sedikit lebih cerlang. Dengan menentukan berapa lama bintik itu berotasi pad apermukaan bintang, maka dapat ditentukan berapa cepat bintang yang diamati berpusing.
Tentunya perubahan kecerlangan bintang akibat bintik adalah sangat-sangat kecil, lebih kecil dari satu persen dan menjadi lebih kecil lagi pada bintang yang lebih tua. Dengan demikian pengukuran rotasi bintang pada bintang-bintang yang lebih tua dari setengah milyar tahun tidak dapat dilakukan dari permukaan Bumi dikarenakan gangguan atmosfer Bumi. Tetapi permasalah itu saat ini telah dapat diatasi mempergunakan pengamatan wahana Kepler, karena wahana itu telah dirancang guna mengukur kecerlangan bintang dengan sangat presisi guna penentuan adanya sistem keplanetan pada bintang-bintang.
Tentunya menentukan hubungan usia-rotasi pada kasus NGC 6811 ini bukanlah pekerjaan mudah bagi Meibom dkk karena mereka telah menghabiskan waktu empat tahun menentukan bintang-bintang anggota gugus atau kebetulan bintang lain yang berada pada arah pandang yang sama. Hal ini dilakukan mempergunakan peralatan yang disebut Hectochelle yang terpasang pada teleskop MMT di Mt. Hopkins Arizona selatan. Alat Hectochelle dapat mengamati 240 bintang secara bersamaan, dan dengan demikian telah mengamati sekitar 7000 bintang selama empat tahun pengamatannya. Setelah mengetahui bintang-bintang yang merupakan anggota gugus, maka selanjutnya data dari Kepler dipergunakan untuk menentukan seberapa cepat bintang-bintang itu berputar.
Mereka menemukan periode rotasi antara 1 sampai 11 hari (yang lebih panas dan masif berputar lebih cepat), dibanding dengan Matahari yang rasio putarannya hanya 30 hari. Yang paling penting dari temuan mereka adalah adanya hubungan massa bintang dengan rasio rotasi dengan sebaran data yang kecil. Temuan ini mengkonfirmasi bahwa gyrochronology adalah metode baru yang dapat dipergunakan untuk mempelajari usia sebuah bintang.
Tim Meibom saat ini berencana untuk mempelajari sistem gugus yang lebih tua guna mengkalibrasi penentu waktu bintang mereka. Ini tentunya merupakan langkah yang lebih sulit karena bintang yang lebih tua berputar lebih lambat dan memiliki lebih sedikit bintik-bintik, yang artinya perubahan kecerlangannya akan sangat-sangat kecil.
Pekerjaan Meibom dkk itu telah menjadi sebuah lompatan dalam pemahaman pada bagaimanakah bintang-bintang di langit (termasuk Matahari) bekerja, demikian juga pada pada pemahaman sistem keplanetan di bintang-bintang yang jauh.
sumber ; langitselatan.com
NGC
6811 yang diukur laju rotasi bintang-bintangnya dan hasilnya digunakan
untuk mengkonfirmasi gyrochronology, metode baru penentuan usia
bintang. Kredit : Anthony Ayiomamitis
Belum lama ini, astronom telah mendapatkan sebuah metode untuk menentukan usia bintang secara akurat dari mengamati bagaimana bintang itu berotasi. Bagaikan sebuah gasing yang diputar di atas meja, maka seberapa cepat atau lambat bintang itu berotasi dapat menjadi penentu waktu berapakah usia sebuah bintang. Hal tersebut disampaikan oleh astronom bernama Soren Meibom dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics pada pertemuan American Astronomical Society ke 218.
Mengapa para astronom perlu memahami usia sebuah bintang? Kajian usia bintang mempunyai peran yang sangat penting pada berbagai studi di astronomi, secara khusus tentunya bagi pencarian planet-planet di luar Tata Surya, mempelajari bagaimana pembentukannya, perkembangannya, dan mengapa setiap sistem keplanetan yang telah ditemukan begitu unik satu dengan yang lainnya. Dengan mengetahui usia bintang, maka kita dapat menentukan usia planet-planetnya, serta apakah mungkin ada kehidupan yang sempat tumbuh di luar sana. Semakin tua usia planet, semakin besar kemungkinan kehidupan terbentuk, karena sebagaimana yang telah diketahui sistem keplanetan yang berada pada sebuah bintang biasanya terbentuk bersamaan dengan kelahiran bintang itu sendiri.
Mengetahui usia bintang cenderung mudah untuk ditentukan apabila bintang yang akan diukur itu berada di dalam sebuah sistem gugus bintang. Adalah pengetahuan dasar bagi astronomi untuk mendapatkan hubungan warna dan kecerlangan bintang-bintang di dalam gugus guna menentukan usia gugus, akan tetapi kondisinya akan menjadi sangat sulit apabila bintang yang akan ditentukan usianya tidak berada dalam satu sistem gugus. Sebagaimana bintang-bintang yang telah ditemukan mempunyai sistem keplanetan, kebanyakan tidak berada di dalam gugus, sehingga menentukan usianya menjadi tantangan tersendiri dalam studi astronomi.
Penelitian yang dilakukan oleh Meibon dkk mempergunakan pengamatan dari wahana Kepler, dengan melakukan pengukuran rasio rotasi pada sebuah gugus berusia 1 milyar tahun yang disebut sebagai NGC 6811. Nilai ini hampir mencapai dua kali lipat dari penelitian sebelumnya, dan usia sekitar itu masih dikatakan penyelidikan pada gugus muda.
Penelitian ini memberi pemahaman baru pada hubungan rasio rotasi bintang dengan usianya. Jika kesahihan hubungan rotasi bintang dan usia dapat diperoleh, maka pengukuran periode rotasi bintang dari setiap bintang dapat dipergunakan untuk menentukan usianya – sebuah teknik yang disebut sebagai gyrochronology – tetapi hal ini tidak serta merta dapat dipergunakan.
Sebagaimana sistem waktu di Bumi yang memerlukan standar, maka sistem penentuan waktu (usia) tersebut harus dapat dikalibrasikan kepada sebuah standar. Sebagaimana kita di Bumi menyatakan bahwa satu tahun terdiri dari 365 hari, dst, maka agar dapat mendapat kesesuaian waktu, harus dapat diperoleh sebuah kestandaran.
Untuk itu, maka langkah pertama yang para peneliti itu lakukan adalah memulai dari pengukuran sebuah sistem gugus yang telah diketahui usianya. Dengan mengukur rotasi pada bintang-bintang anggota gugus, dapat dipelajari rasio putaran bintang-bintangnya untuk menentukan usia-usianya. Pengukuran rotasi bintang anggota gugus pada usia yang berbeda dapat menghubungkan antara putaran dan usianya.
Untuk dapat mengukur putaran bintang, astronom harus mendapatkan perubahan kecerlangan bintang akibat adanya bintik bintang pada permukaan bintang, sebagaimana bintik Matahari pada permukaan Matahari. Bila ada bintik terbentuk pada permukaan dan berada pada arah ke pengamat, maka bintang akan mengalami sedikit peredupan, sampai ketika bintik itu menghilang, dan bintang kembali sedikit lebih cerlang. Dengan menentukan berapa lama bintik itu berotasi pad apermukaan bintang, maka dapat ditentukan berapa cepat bintang yang diamati berpusing.
Tentunya perubahan kecerlangan bintang akibat bintik adalah sangat-sangat kecil, lebih kecil dari satu persen dan menjadi lebih kecil lagi pada bintang yang lebih tua. Dengan demikian pengukuran rotasi bintang pada bintang-bintang yang lebih tua dari setengah milyar tahun tidak dapat dilakukan dari permukaan Bumi dikarenakan gangguan atmosfer Bumi. Tetapi permasalah itu saat ini telah dapat diatasi mempergunakan pengamatan wahana Kepler, karena wahana itu telah dirancang guna mengukur kecerlangan bintang dengan sangat presisi guna penentuan adanya sistem keplanetan pada bintang-bintang.
Tentunya menentukan hubungan usia-rotasi pada kasus NGC 6811 ini bukanlah pekerjaan mudah bagi Meibom dkk karena mereka telah menghabiskan waktu empat tahun menentukan bintang-bintang anggota gugus atau kebetulan bintang lain yang berada pada arah pandang yang sama. Hal ini dilakukan mempergunakan peralatan yang disebut Hectochelle yang terpasang pada teleskop MMT di Mt. Hopkins Arizona selatan. Alat Hectochelle dapat mengamati 240 bintang secara bersamaan, dan dengan demikian telah mengamati sekitar 7000 bintang selama empat tahun pengamatannya. Setelah mengetahui bintang-bintang yang merupakan anggota gugus, maka selanjutnya data dari Kepler dipergunakan untuk menentukan seberapa cepat bintang-bintang itu berputar.
Mereka menemukan periode rotasi antara 1 sampai 11 hari (yang lebih panas dan masif berputar lebih cepat), dibanding dengan Matahari yang rasio putarannya hanya 30 hari. Yang paling penting dari temuan mereka adalah adanya hubungan massa bintang dengan rasio rotasi dengan sebaran data yang kecil. Temuan ini mengkonfirmasi bahwa gyrochronology adalah metode baru yang dapat dipergunakan untuk mempelajari usia sebuah bintang.
Tim Meibom saat ini berencana untuk mempelajari sistem gugus yang lebih tua guna mengkalibrasi penentu waktu bintang mereka. Ini tentunya merupakan langkah yang lebih sulit karena bintang yang lebih tua berputar lebih lambat dan memiliki lebih sedikit bintik-bintik, yang artinya perubahan kecerlangannya akan sangat-sangat kecil.
Pekerjaan Meibom dkk itu telah menjadi sebuah lompatan dalam pemahaman pada bagaimanakah bintang-bintang di langit (termasuk Matahari) bekerja, demikian juga pada pada pemahaman sistem keplanetan di bintang-bintang yang jauh.
sumber ; langitselatan.com
Kehidupan Manusia Prasejarah
Masa kehidupan manusia prasejarah terbagi kedalam dua masa, yaitu:
# Masa Pleistosen
Manusia prasejarah diperkirakan pertama
kali muncul pada masa Pleistosen ini. Pada masa ini terjadi pencairan es
(glasiasi) berkali kali. Masa Pleistosen berlangsung hingga 10.000
tahun yang lalu. Bentuk tubuh manusia saat itu juga selalu menyesuaikan
dengan perubahan-perubahan alam yang terjadi. Meskipun kemampuan akal
dan fisik masih terbatas, manusia prasejarah pada jaman ini harus
mencari makan dengan mengandalkan kemampuan fisik dan peralatan yang
masih sangat sederhana. Pada saat masa Pleistosen akhir atau disebut
juga sebagai mas Holosen, banyak gletser mencair hingga permukaan laut
naik. Masa Holosen dimulai sejak 10.000 tahun yang lalu hingg kini. Pada
masa Holosen ini tingkat kemahiran manusia semakin berkembang. Manusia
dapat dibedakan dari hewan karena memiliki akaldan berkembang secara
bertahap sesuai dengan perkembangan pola pikirnya. Pada kehidupan
manusia prasejarah pada masa ini mereka mulai tinggal di gua-gua, lalu
mencari makan dengan cara berburu dan bercocok tanam
# Masa Holosen
Manusia prasejarah yang hidup di masa
Holosen diperkirakan telah menggunakan alat abntu untuk mencari makan
dan mempertahankan hidupnya dari serangan binatang buas. Alat-alat bantu
ini masih sangat sederhana dan mungkin masih mendekati bentuk aslinya.
Jenis alat-alat yang digunakan manusia prasejarah pada masa ini adalah:
* Batu gumpal-gumpal (kerakal atau serpihan bantu besar)
Ini digunakan untuk menumbuk makanan atau benda. Batuan tersebut dikenal dengan istilah core - tools
* Alat-alat bantu yang terdiri dari batu, kayu, tulang, atau tanduk
Alat-alat ini dibuat dengan cara
dipukul-pulul untuk mendapatkan bentuk yang lebih baik. Ada sisi yang
dibuat lebih tajam untuk mengiris binatang buruan. Alat ini digolongkan
sebagai kapak walaupun bentuknya masih sangat sederhana.
* Alat-alat bantu yang terbuat dari gumpalan batu
Berbeda dengan core - tools, alat ini
telah mempunyai bentuk yang lebih sempurna, lebih kecil, dan dipakai
untuk pekerjaan yang lebih ringan, seperti: memotong daging dan membelah
tulang.
Pasca masa PLeistosen dan masa Holosen,
kehidupan manusia prasejarah masih memenuhi kebutuhan pangannya dengan
cara berburu binatang dan mengumpulkan makanan, seperti umbi-umbian,
kerang, dll. Kehidupan manusia prasejarah ini diperkirakan muncul
sekitar 6.000 tahun sebelum masehi. Susunan tugas pada masa kehidupan
manusia prasejarah juga telah tertata sesuai dengan jenis kelamin. Kaum
pria berburu, sedangkan kaum wanita mengumpulkan makanan. Begitu pula
dalam kehidupan spiritual terutama dalam upacara pemujaan arwah nenek
moyang.
Pencarian Terbaru (100)
Manusia prasejarah. Kehidupan manusia prasejarah. Kehidupan prasejarah.
Manusia pra sejarah. Kehidupan manusia. Prasejarah manusia purba.
Prasejarah.
Zaman holosen. Kehidupan masyarakat
prasejarah. Pengertian prasejarah. Zaman paleozoikum. Kehidupan zaman
purba. Zaman pleistosen. Artikel prasejarah.
Gambar kehidupan. Kehidupan manusia zaman
prasejarah. Artikel zaman prasejarah. Kehidupan zaman prasejarah. Masa
holosen. Manusia purba pertama kali muncul pada zaman. Cara hidup
manusia purba.
Contoh kala pleistosen. Kehidupan manusia
pada masa prasejarah. Manusia pada zaman prasejarah. Kehidupan pra
sejarah. Zaman neozoikum. Artikel manusia prasejarah. Ilmu pengetahuan
zaman purba.
Prasejarah manusia. Masyarakat prasejarah.
Kala pleistosen. Artikel kehidupan manusia. Alat alat manusia purba pada
zaman prasejarah. Kehidupan manusia pada zaman prasejarah. Pengertian
zaman pleistosen.
Gambar manusia zaman purba. Kehidupan
manusia di masa lampau. Masa pleistosen. Manusia pada zaman purba.
Kehidupan pada masa prasejarah. Manusia primitif pertama hidup pada
zaman. Kehidupan sosial ekonomi masyarakat masa praaksara.
Pengertian kala pleistosen. Gambar
prasejarah. Zaman prasejarah indonesia. Kehidupan manusia pra sejarah.
Zaman pra sejarah. Gambar gambar kehidupan pada masa prasejarah. Alat
alat prasejarah.
Kehidupan masyarakat. Tentang kehidupan
manusia. Pengertian pra sejarah. Video manusia prasejarah. Pra sejarah.
Kala holosen. Kehidupan masa prasejarah.
Cara kehidupan manusia purba. Holosen.
Keadaan masyarakat indonesia pada zaman pleistosen. Pleistosen. Alat
tulis prasejarah. Perkembangan kehidupan manusia purba. Kehidupan pada
zaman prasejarah.
Kehidupan pada zaman purba. Masa kehidupan
prasejarah. Perkembangan kehidupan pra sejarah. Manusia muncul pertama
kali di zaman. Gambar manusia pada zaman pra aksara. Cara hidup manusia
pada zaman prasejarah. Kehidupan masyarakat berburu.
Pengertian berburu. Gambar zaman
prasejarah. Artikel zaman pleistosen. Zaman sejarah. Artikel tentang
kehidupan masyarakat pada masa berburu dan mengumpulkan makanan. Contoh
kala holosen. Kehidupan pada masa pra sejarah.
Masa holosem. Artikel manusia zaman purba.
Gambar manusia pra sejarah. Kehidupan manusia pada zaman purba. Jenis
manusia yang di masa prasejarah ]. Kliping zaman prasejarah. Alat
prasejarah.
Zaman pleistosen dan holosen. Cara berburu
manusia purba. Manusia pada zaman pra aksara. Artikel pra aksara. Gambar
zaman pleistosen. Kehidupan ekonomi masyarakat prasejarah. Masa hidup
berburu dan mengumpulkan makanan.
Manusia purba zaman pleistosen. Kehidupan
manusia di zaman prasejarah. Cara hidup manusia prasejarah. Kehidupan
pada masa holosen. Kehidupan zaman paleozoikum. Prasejarah indonesia.
Kehidupan manusia di masa lalu.
Manusia purba prasejarah. Cara hidup manusia zaman pra sejarah.
Phoenix
Phoenix
adalah burung legenda yang mirip seekor elang tapi memiliki warna merah
menyala seperti api yang terbang diangkasa. Phoenix disebut berasal
dari matahari. Phoenix adalah burung api mitologi dari Mesir kuno dimana
digambarkan sebagai burung yang mati oleh api dan dilahirkan kembali
dari api. Biasanya digambarkan mempunyai bulu emas dan merah. Pada akhir
kehidupannya, Phoenix diceritakan membangun sarang dari ranting kayu
manis dimana kemudian terbakar. Burung musnah oleh api tapi kemudian
Phoenix baru yang masih muda muncul dari api yang sama. Diyakini masa
hidup Phoenix adalah 500-1461 tahun. Airmata Phoenix diyakini bisa
menyembuhkan luka. BTW nama burung Phoenix inid pakai dalam serial kartun Avatar kan, saat petarungan Raja Osae melawan Eng di seri terakhir, yang menyebutkan dirinya sebagai Raja Phoenix,
Langganan:
Postingan (Atom)